Faktor Penyebab Kista Bartholin

Faktor Penyebab Kista Bartholin – Bartholin adalah kelenjar yang letaknya berada di kedua sisi bibir vagina yang ada di alat kelamin wanita.

Faktor Penyebab Kista Bartholin

Dan kelenjar bartholin ini akan mengeluarkan cairan yang mempunyai peranan sebagai pelumas saat Anda sedang melakukan hubungan seksual. Kelenjar ini ukurannya kecil sehingga tidak mudah terdeteksi dengan tangan serta kasat mata.

Penyakit Kista Bartholin

Kelenjar bartholin akan mengeluarkan cairan yang mengalir lewat saluran langsung menuju ke arah vagina. Dan saluran yang tersumbat tadi menampung dengan kelebihan cairan yang pada akhirnya tumbuh menjadi penyakit kista. Penyakit kista bartholin yang ukurannya lama kelamaan semakin membesar setelah melakukan hubungan seksual, akibat adanya penambahan dari cairan yang diproduksi oleh kelenjar bartholin yang saat melakukan hubungan seksual.

Faktor penyebab kista bartholin banyak disebabkan akibat beberapa hal. Faktor penyebab kista bartholin adalah :

  1. Infeksi bakteri
  2. Iritasi dalam waktu lama
  3. Radang
Infeksi penyakit kista bartholin bisa diakibatkan karena bakteri, faktor penyebab kista bartholin akibat dari penyakit menular seksual, misalnya adalah seperti bakteri Gonococcus yang bisa menimbulkan terjadinya penyakit gonore atau kencing nanah yang diakibatkan karena bakteri Chlamidya trahcomonas.

Bakteri lain yang menjadi faktor penyebab kista bartholin adalah Streptococcus pneumoniae yang bertindak sebagai penyebab dari penyakit pneumonia. Eschericia coli ata E.coli adalah faktor penebab kista bartholin yang bertindak sebagai penyebab dari diare dan juga keracunan makanan.

Kista bartholin keberadaannya yang tidak terinfeksi biasanya akan membentuk suatu benjolan tanpa adanya rasa sakit dan juga bisa teraba dengan lunak. Penyakit kista bartholin yang bisa saja beru diketahui setelah Anda melakukan pemeriksaan rutin didaerah panggul.

Biasanya penyakit kista bartholin hanya muncul di satu sisi saja, dan sementara yang dilain sisinya tetap dalam ukuran normal. penyakit kista yang terinfeksi akibat bakteri dapat langsung dikenali oleh dokter menurun ukuran serta gejala yang ditimbulkannya. Sangat penting dalam melakukan pemeriksaan secara rutin pada daerah panggul, apalagi jika memang ditemukan suatu benjolan yang bisa diketahui untuk menegakkan diagnosis penyakit kista bartholin.

Dan selain melakukan pemeriksaan pada daerah panggul, maka biasanya dokter juga akan melakukan pengambilan contoh dari cairan vagina supaya bisa mengetahui apakah terjadi suatu infeksi menular seksual. Sangat direkomendasikan melakukan biopsi untuk pasien yang sudah menopause dan usianya sudah 40 tahun ke atas untuk membantu mendeteksi sel kanker. Dan dokter juga akan melakukan tindakan pengangkatan supaya bisa mengetahui apakah benjolan tersebut bersifat ganas atau tidak, terutama yang terjadi oleh wanita lansia.

Penyakit kista bartholin dapat ditangani dengan cara yang berbeda-beda. Jika kistanya kecil dan tidak terinfeksi, maka bisa dilakukan penanganan dengan cara di rawat dirumah sakit dan tidak membuuthkan prosesur penggunaan obat-obatan khusus. Dan selaiknya jika kista membutuhkan penanganan yang lebih lanjut lagi jika ukuran kista terbilang besar, membuat rasa tidak nyaman pada si penderita atau juga mengalami infeksi. Penanganan yang dilakukan pada penyakit kista barthoin adalah dengan pemberian obat-obatan, mengeluarkan abses, dan juga mengangkat kista.

Pemberian obat untuk membantu mengatasi penyakit kista bartholin adalah :

  1. Obat meredakan nyeri
    Obat paracetamol dan juga ibuprofen yang bisa diminum untuk membantu meredakan rasa sakit. Sebaiknya selalu perhatikanlah keterangan dan juga dosis dari penggunaan disaat Anda mengonsumsi obat-obatan yang dijual bebas. Sebaiknya hubungi dokter Anda dan kunjungi rumah sakit terdekat jika benjolan semakin besar dan terasa sakit.
  2. Obat antibiotik
    Penggunaan dari obat antibiotik bisa berguna untuk membantu menghilangkan infeksi yang menyebabkan munculnya rasa sakit dan abses dibagian kista yang terinfeksi. Dan juga untuk kasus dimana penderita sudah terbukti positif mengalami infeksi menular seksual, maka pemberian obat antibiotik dirasa tidak perlu lagi jika abses sudah dikeluarkan dengan lebih signifikan.
Selain dengan pemberian obat-obatan, tindakan yang dilakukan untuk menangani penyakit kista bartholin adalah dengan prosedur pemasangan kateter. Dokter biasanya akan memasang kateter supaya bisa membantu mengeluarkan abses.

Dan untuk prosedur yang satu ini, sayatan kecil yang dibuat supaya bisa memasukkan kateter dalam bentuk pipa dengan ujung balon tiup yang dimasukkan ke dalam ksta. Dan jika nanah atau cairan didalamnya sudah dikeluarkan, maka air garam yang mengisin balon yang membuatnya menjadi mengembang sehingga akan memenuhi kista. Tujuannya adalah supaya bisa memberikan ruang bagi pertumbuhan sel baru dan juga untuk membantu menciptakan saluran yang permanen supaya tidak terjadi penyumbatan kembali.

Marupilasi kista adalah salah satu prosedur yang dilakukan pada penyakit kista bartholin yang dilakukan dengan pengeluaran cairan. Caranya adalah dengan mengiris kista, dan setelah itu ujung pada kulit dijahit dengan tuuan supaya kistanya tetap terbuka dan menghindari pembentukan kista yang baru. Prosedur ini bisa dikombinasikan dengan tindakan pemasangan kateter.

Penyakit kista bartholin dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan daerah organ intim dengan baik. apalagi penggunaan kondom saat sedang melakukan hubungan seksual supaya bisa mencegah infeksi pada kista bartholin dan juga infeksi penyakit menlar seksual yang lainnya.

Itulah informasi mengenai faktor penyebab kista bartholin, semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda semuanya. Terimakasih.